Pernah ku bertanya pada Tuhan,
Tuhan, kenapa kau limpahkan berjuta anugerah di sini, di tempatku lahir, tumbuh besar dan dewasa, hingga usiaku kini yang tak lagi muda, alam yang tiada terkira indahnya, kekayaan yang terkandung di balik keindahan itu yang tak pernah bisa kita mengetahuinya ??
Inikah negeriku..??
Negeri yang kulihat dulu begitu indah dengan semangat berkobar dan berapi-api menginginkan kebebasan??
negeriku tak lagi bersih, negeriku tak lagi indah
Kotor seperti sekumpulan unggukan sampah yang tercecer di tepi jalan dan ada juga sebagian yang menyumbat selokan, hingga
memberikan tempat nyaman untuk puluhan serdadu-serdadu lalat yang hinggap dan tinggal.
Membiarkan tikus-tikus tanah berkeliaran menggerogoti satu demi satu sampah yang tertumpuk, dan menjilat sisa-sisa makanan yang tercecer di tanah dan selokan.
pernahkah kita berpikir untuk membersihkannya..??
Ahh lebih indah jika kita tak usah berpikir tentang itu..!! akan lebih indah jika berkhayal dengan cinta, daripada berkhayal membayangkan hukum yang adil.
hukum yang sama rata, layaknya makanan yang kita bagi untuk anak-anak kita meskipun hanya nasi jagung yang tak berarti untuk lidah lalat dan tikus itu karena nasi jagung kita tak akan pernah kita coba untuk membuangnya karena itu satu-satunya nasi yang bisa kita nikmati dan syukuri.
hukum yang layaknya balok yang setiap ujungnya sama tajam, bukan seperti pisau yang hanya tajam untuk yang tidak berkuasa, untuk yang hanya bisa menikmati dan mensyukuri makna hidup dengan jutaan butiran-butiran mutiara keringat yang mengucur deras dan indah berkilau di siang hari yang terik mendahagakan tenggorokan kita yang tak sempat merasakan sentuhan air dingin karena kita sadar belum tentu keringat kita mengalir deras layaknya sungai besok pagi, beberapa jam lagi, ataupun beberapa menit lagi.
"tanah Airku aman dan Makmur.." maaf kang Ismail marzuki syairmu tak lagi indah di negeri kita ini, syairmu tak lagi bergelora dengan merdu dan bermakna saat mereka nyanyikan, maaf jika Syairmu kini telah hilang arti dihati penghuni negeri ini, Maaf kang jika pulau melatimu kini tak lagi jadi pujaan tak lagi wangi bak melati yang memikat jutaan kupu-kupu dan kepik, negeri kita tlah menjadi indah bagi mereka yang cinta kekotoran.
Facebook Badge
Untuk Negeriku
Diposting oleh
dete
Rabu, 28 April 2010
Label: Bukan Puisi
0 komentar:
Posting Komentar